SEJARAH DESA PANUSUPAN KECAMATAN REMBANG
KABUPATEN PURBALINGGA
Desa Panusupan : Berasal dari kata Slusupan yang artinya Slasap-Slusup, karena Desa Panusupan adalah bekas tanah atau Desa Perdikan yang saat itu adalah masuk wewengkon atau kekuasaan Kademangan Makam. Ada beberapa Demang yang berkuasa di Desa Panusupan pada saat itu antara lain : Demang Makam Kamal, Demang Makam Wadas, Demang Makam Jurang, Demang Makam Gunung, demang Makam Bantal, Demang Makam Panjang. Dengan adanya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, dimana salah satu dari isi Dekrit Presiden tersebut adalah Kembali ke NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia ), sehingga kekuasaan Demang dihapus, maka pada tahun 1960 berdirilah Nama Desa Panusupan dengan mengadakan Pemilihan Kepala Desa Panusupan.
NO |
NAMA |
ARTI NAMA |
SEJARAH NAMA |
KETERANGAN |
1 |
Gunung Jejeg |
Dilihat dari arah manapun tetap tegak. |
Karena gunung tersebut apabila dilihat dari arah manapun tetap kelihatan tegak sehingga dinamakan Gunung Jejeg. |
|
2 |
Gunung Pesantren |
Gunung Padepokan Eyang Santri |
Tempat yang digunakan untuk Padepokan Eyang Santri sehingga gunung tersebut dinamakan Gunung Santeri. |
|
3 |
Gunung Kraton |
Gunung tempat Nyepinya Syeh Jambu Karang |
Tempat yang digunakan untuk nyepinya Syeh Jambu Karang maka dinamakan Gunung Keraton. |
|
4 |
Gunung Bengkeng |
Gunung yang membangkang |
Ketika Syeh Jambu Karang menerima Wejangan dari Syeh Atas Angin bukan Hanya Syeh Jambu kKarang yang tunduk tetapi semua gunungpun tunduk kecuali ada salah satu gunung ynag tidak tunduk, sehingga di namakan Gunung Bengkeng ( membangkang ) |
|
5 |
Gunung Jaha |
Gunung tempat pembuangan orang mati. |
Pada jaman Kdemangan orang yang meti tidak boleh di kubur di tanah kademangan sehingga apabila ada orang mati dibuang di Gunung jaha. |
|
6 |
Kali Batur |
Kali yang di buat tempat tinggal ( Batur ) |
Pada waktu itu para Wali senang berburu dan hasil dari berburu itu disembelih di kali tersebut dan karena tempatnya rata dan luas maka dibuatlah Batur ( Tempat Tinggal ) sehingga dinamakan Kali Batur. |
|
7 |
Kali Karang |
Kali yang digunakan untuk mengarang jadi dinamakan Kali Karang |
Tempat yang digunakan untuk para wali beristirahat sambil makan dan ada salah seorang wali pada waktu makan sambil menghayal, sehingga ada sisa makanan berupa duri ikan yang dibuang ke kali tersebut dan sisa ikan tersebut ternyata hidup lagi tetapi berupa duri ikan, sehingga kali tersebut dinamakan Kali Karang ( Tempat yang di gunakan untuk mengarang ). |
|
8 |
Kali Ideng |
Kali Idem dengan Gunung Bengkeng jadi dinamakan Kali Ideng. |
Ketika Syeh Jambu Karang menerima Wejangan dari Syeh Atas Angin bukan Hanya Syeh Jambu kKarang yang tunduk tetapi semua gunungpun tunduk kecuali ada salah satu gunung ynag tidak tunduk, sehingga di namakan Gunung Bengkeng ( membangkang ) karena Kali tersebut sumbernya dari gunung Bengkeng maka kali tersebut Idem dengan gining bengkeng, sehingga dinamakan Kali Ideng ( Idem ). |
|
9 |
Kali Arus |
Kali yang mengalir Darah ( Marus ) jadi dinamakan Kali Arus. |
Pada waktu itu Kali batur digunakan untuk menyembelih hasil berburu, sehingga darah dari hewan yang disembelih mengalir dari Kali Batur ke Kali Arus, Arus berasal dari kata Marus ( Darah ) maka dinamakan Kali Arus. |
|
Desa Panusupan : Berasal dari kata Slusupan yang artinya Slasap-Slusup, karena Desa Panusupan adalah Desa Perdikan yang saat itu masuk wewengkon atau kekuasaan Kademangan Makam. Ada beberapa Demang yang berkuasa di Desa Panusupan pada saat itu antara lain :
- Demang Makam Kamal
- Demang Makam Wadas
- Demang Makam Bantal
- Demang Makam Gunung
- Demang Makam Tengah
- Demang Makam Jurang
- Demang Makam Kidul
- Demang Makam Panjang.
Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, dimana salah satu dari isi Dekrit Presiden tersebut adalah Kembali ke NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia ), sehingga kekuasaan Demang dihapus, maka kekuasaan demang tersebut dibagi menjadi dua, sebagai batasnya yaitu sungai Karang. Untuk sungai karang ke utara menjadi wilayah desa Panusupan dan sungai Karang ke selatan wilayah desa Makam, sehingga pada tahun 1960 berdirilah Nama Desa Panusupan dengan mengadakan Pemilihan Kepala Desa Panusupan.
Pada saat itu hanya ada satu calon Kepala Desa atau calon tunggal yaitu Bapak H.R. Sutrisno, beliu juga aslinya dari Desa Makam ( masih keturunan demang ) beliu Resmi menjabat Kepala Desa Panusupan mulai tanggal 10 Februari 1960, maka pada tanggal tersebut dijadikan atau ditetapkan menjadi Hari Jadi Desa Panusupan.
Kepala Desa ke 1 : Bapak H.R Soetrisno menjabat dari tahun 1960 sampai dengan tahun 1988.
Kepala Desa ke 2 : Bapak Suwarto Menjabat dari tahun 1988 sampai dengan tahun 2006
( 2 Periode )
Kepala Desa ke 3 : Ibu Surismi Menjabat dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2012.
Kepala Desa ke 4 : Bapak Imam Yulianto, A.Ma. menjabat dari tahun 2013 sampai tahun 2019.
( saat ini yang sedang menjabat )